Revolusi industri 4.0
Revolusi industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 adalah istilah yang merujuk pada tahap evolusi industri yang ditandai oleh adopsi luas teknologi digital, kecerdasan buatan, konektivitas, dan integrasi sistem dalam berbagai aspek produksi dan kehidupan manusia.

Ini merupakan kelanjutan dari perkembangan industri sebelumnya dan mencakup transformasi besar-besaran dalam cara produksi, distribusi, dan interaksi manusia dengan teknologi.

Perkembangan industri yang sebelumnya, dimulai dari

  • Revolusi Industri Pertama yang berfokus pada mekanisasi dan produksi massa menggunakan mesin uap pada abad ke-18, kemudian diikuti oleh
  • Revolusi Industri Kedua yang menekankan pada produksi massal berbasis listrik dan teknologi perakitan pada awal abad ke-20, dan
  • Revolusi Industri Ketiga yang ditandai oleh otomatisasi, komputerisasi, dan pengembangan teknologi informasi pada paruh kedua abad ke-20.
  • Revolusi Industri Keempat adalah tahap evolusi industri yang ditandai oleh integrasi teknologi digital, fisik, dan biologis yang mendorong transformasi fundamental dalam cara produksi, distribusi, dan konsumsi dilakukan mulai awal abad ke-21.

Ciri-ciri Revolusi  Industri 4.0

Beberapa ciri utama dari Revolusi Industri 4.0 meliputi:

  1. Konektivitas Tinggi: Perangkat dan sistem terhubung secara online melalui Internet of Things (IoT), memungkinkan pertukaran data dan informasi secara real-time antara perangkat, mesin, dan manusia.
  2. Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI): Penggunaan teknologi kecerdasan buatan untuk memproses data besar (big data) dan mengambil keputusan yang kompleks berdasarkan pola dan analisis.
  3. Robotika Lanjutan: Pengembangan dan penerapan robot cerdas dan otomatisasi yang lebih kompleks dalam berbagai industri, dari manufaktur hingga layanan.
  4. Manufaktur Aditif (3D Printing): Penggunaan teknologi pencetakan 3D untuk membuat produk dengan menambahkan lapisan material secara bertahap berdasarkan model digital.
  5. Big Data dan Analisis Prediktif: Pengumpulan, analisis, dan pemanfaatan data dalam jumlah besar untuk mendapatkan wawasan yang mendalam mengenai tren dan perilaku konsumen, serta untuk meramalkan kejadian masa depan.
  6. Sistem Cyber-Physical: Integrasi erat antara dunia fisik dan dunia digital, di mana sistem fisik (seperti mesin dan perangkat) terhubung dengan sistem komputer untuk berinteraksi dan beroperasi secara terkoordinasi.
  7. Realitas Virtual dan Augmented: Penggunaan teknologi realitas virtual (VR) dan augmented reality (AR) untuk simulasi, pelatihan, dan perancangan produk.
  8. Teknologi Cloud: Pemanfaatan infrastruktur cloud untuk menyimpan dan mengakses data serta aplikasi dengan mudah dan skalabilitas yang tinggi.
  9. Bioteknologi dan Genomik: Penerapan teknologi digital dalam penelitian biologi, termasuk pengembangan obat-obatan dan terapi berbasis gen.
  10. Perubahan Paradigma Bisnis: Mendorong perubahan dalam model bisnis, termasuk produksi massal yang dapat disesuaikan, layanan berbasis langganan, dan pendekatan baru terhadap manajemen rantai pasokan

Dampak dari revolusi ini atau transformasi digital ini salah satu nya bisnis mengalami disrupsi lalu apa itu disrupsi?

Disrupsi adalah perubahan besar-besaran atau lompatan besar yang keluar dari tatanan yang sudah ada, dan mengubah sistem yang lama secara fundamental.

Dalam bidang bisnis, disruption era merupakan tantangan yang cukup berat, karena perusahaan harus melakukan inovasi secara update terus-menerus, sehingga bisa tetap bersaing dengan perubahan zaman.

Perusahaan besar sekalipun harus segera melakukan perubahan strategi bisnis dan membuat inovasi baru. Tujuannya agar tidak kehilangan pangsa pasarnya akibat dari kemajuan teknologi saat ini. Hal ini juga disebabkan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang berkembang menawarkan model bisnis baru dengan berbasis teknologi digital. 

Model bisnis baru berbasis digital-technology seperti ini, dulu belum pernah diterapkan oleh perusahaan incumbent sebelumnya. Sehingga mereka mempunyai pangsa pasar sendiri, mengakibatkan perusahaan lama akan mengalami kebangkrutan jika tidak segera mencari inovasi baru.

Technology disruption telah menjadi sebuah perubahan fundamental diakibatkan dari perkembangan sistem teknologi digital, yang mana robot telah menggantikan peran manusia untuk menawarkan pelayanan yang komplit dan sangat cepat. Dengan kata lain, technology disruption telah menjadi sebuah fenomena yang mengakibatkan perubahan pemahaman masyarakat akan teknologi digital.